Rabu, 01 Desember 2010

MEMBUKA USAHA SAMPINGAN


Pada beberapa edisi lalu saya mengatakan ke-pada Anda bahwa untuk mendapatkan penghasilan tambahan ada empat cara yang bisa Anda lakukan. Yakni bekerja pada orang lain, bekerja sendiri dengan mengandalkan keahlian, membuka usaha sampingan, atau melakukan investasi.
Dari keempat hal tersebut, membuka usaha sampingan biasanya merupakan cara yang cukup baik untuk mendapatkan peng-hasilan tambahan. Dengan membuka usaha sampingan, pertama-tama Anda mungkin harus terlibat penuh didalamnya. Tapi lama kelamaan, bila usaha itu besar, Anda bisa menyerahkan pengelolaannya pada orang lain, sehingga Anda bisa punya lebih banyak waktu. Sementara pemasukan terus berjalan.
Bandingkan dengan apabila Anda bekerja pada orang lain atau bekerja sendiri dengan mengandalkan keahlian. Bekerja pada orang lain jelas Anda harus mengikuti jam kerja yang disyaratkan. Sedangkan bekerja sendiri dengan mengandalkan keahlian, biasanya Anda bisa menentukan waktu kerja Anda sendiri, tapi tetap saja Anda akan sibuk
 PENGHASILAN BISA BESAR
Jangan salah kira, usaha sampingan, apabila Anda jalankan dengan sungguh-sungguh bisa memberikan hasil yang sama ­ bahkan lebih besar ­ dibanding bila Anda bekerja dan mendapatkan gaji.
Saya pernah memperhatikan tukang sate yang berjualan di dekat rumah saya. Setiap hari, dari jam 17.00 - 24.00 (7 jam kerja), ia bisa menjual sekitar 250 tusuk sate ayam. Kalau satu tusuk dihargai Rp 400, maka ini berarti ia mendapatkan Rp 100 ribu sehari. Dalam sebulan, ia bisa bekerja sekitar 25 hari. Ini berarti pemasukannya sebulan mencapai Rp 2,5 juta. Saya pernah tanya berapa sih keuntungannya dari Rp 2,5 juta itu? Dia bilang sekitar 60 persen. Ini berarti keuntungannya adalah Rp 1,5 juta setiap bulan. Itu belum termasuk keuntungan dari penjualan lontongnya.
Tentu saja Anda tidak harus jadi penjual sate bila Anda memang tidak mau. Anda bisa membuka usaha lain yang mungkin lebih Anda kuasai seluk-beluknya. Prinsipnya di sini adalah apa pun usahanya, kalau Anda jalankan dengan serius, hasilnya bisa besar.
Pada awalnya yang namanya usaha mungkin tidak akan selalu berjalan lancar. Penghasilannya mungkin belum seberapa. Tapi itu karena usaha Anda mungkin belum dikenal orang banyak. Namanya juga masih baru. Lama kelamaan, seiring dengan makin dikenalnya usaha Anda, usaha Anda pasti akan mulai berkembang, sehingga hasil yang Anda dapatkan makin besar pula.
Tukang sate tadi misalnya. Saya yakin, pertama kali ia membawa dagangannya, orang mungkin masih ragu-ragu untuk mencoba satenya, karena orang baru pertama kali melihat tukang sate ini. Tapi lama kelamaan, orang mulai memesan satenya, dan akhirnya orang ini identik dengan sate. Setiap kali ia lewat di depan rumah saya, saya langsung teringat akan satenya. Itu bukti bahwa usaha apa pun membutuhkan pengenalan.
Orang harus kenal lebih dulu dengan usaha Anda, apa pun usaha itu. Entah toko, entah restoran kecil, entah usaha jahitan. Mungkin pengenalannya makan waktu satu tahun, dua tahun, atau mungkin hanya beberapa bulan, tergantung bagaimana promosi Anda. Setelah kenal, barulah selebihnya tergantung pada kualitas produk Anda. Bila sekali saja konsumen tak suka, seterusnya mereka kapok membeli produk Anda. Apa pun jenisnya. Karena itu, Anda juga harus menjaga kualitas produk agar sesuai keinginan konsumen.
TIDAK HARUS MENINGGALKAN PEKERJAAN
Siapa bilang bahwa Anda harus meninggalkan pekerjaan tetap Anda sekarang bila Anda menjalankan usaha Anda? Anda tidak harus meninggalkan pekerjaan tetap Anda. Anda bisa menjalankan usaha Anda sambil Anda tetap bekerja di pekerjaan Anda sekarang.
Hitung-hitung, Anda nantinya akan punya pendapatan yang dobel kan? Pertama-tama, mungkin pendapatan usaha Anda masih jauh lebih kecil dibanding gaji dari pekerjaan Anda. Tetapi lama-lama, seiring dengan makin dikenalnya usaha Anda, usaha Anda akan makin maju, dan pendapatan usaha Anda siapa tahu akan meningkat dan bisa menyamai gaji Anda?
Kemudian, siapa tahu juga pendapatan usaha Anda bisa meningkat lagi dan melebihi gaji Anda? Saya banyak melihat contoh orang yang merintis usaha sambil tetap mempertahankan pekerjaannya. Lama-lama ketika usahanya makin sukses, pendapatan dari usahanya meningkat, dan jumlahnya jauh melebihi gajinya. Sehingga ia memiliki pilihan apakah ia akan mempertahankan kedua pendapatannya, atau meninggalkan pekerjaannya dan terjun total 100 persen ke dalam usahanya dengan harapan agar penghasilan dari usahanya bisa makin besar.
Bagi Anda yang menjadi ibu rumah tangga dan hanya suami yang bekerja, mungkin bisa lebih enak lagi. Anda merintis usaha Anda, sementara suami Anda tetap mendapatkan gaji dari pekerjaannya. Masing-masing dari Anda sekarang menghasilkan pendapatan bagi keluarga. Bukan begitu?
SIAP MELUANGKAN WAKTU
Kalau Anda menjalankan usaha Anda sambil masih tetap bekerja, maka Anda harus siap meluangkan waktu. Bagi Anda yang menjalankan tugas sebagai ibu rumah tangga, Anda harus siap menyisihkan sekitar ­ mungkin ­ 4 jam setiap hari untuk mengurus usaha baru Anda. Bagi Anda yang juga bekerja di kantor, mungkin Anda harus siap menjalankan usaha Anda pada malam hari. Terserah Anda. Yang jelas, Anda harus memiliki komitmen untuk mau menjalankan usaha Anda, dan jangan kaget kalau nanti Anda akan lebih capek dari biasanya. Ini wajar, karena Anda menjalankan dua pekerjaan sekaligus kan?
Tapi apa yang membuat Anda mau lebih capek dari biasanya? Apa yang membuat Anda mau repot-repot menjalankan usaha Anda? Ini karena Anda ingin agar usaha Anda bisa berkembang kelak dan pengelolaannya bisa Anda serahkan ke anak buah Anda sehingga Anda bisa punya lebih banyak waktu untuk keluarga Anda kelak sementara tetap men-dapatkan penghasilan. Jadi, Anda investasi waktu (mau lebih sibuk) sekarang, dengan harapan agar Anda mendapatkan waktu yang lebih banyak kelak. Jadi, sesibuk apa pun sekarang, kenapa Anda tidak luangkan waktu untuk merintis sebuah usaha?
PERLU DUKUNGAN KELUARGA
Minta dukungan dari keluarga Anda. Kalau perlu, ajak suami Anda untuk ikut membantu Anda. Libatkan suami Anda dari awal. Dengan demikian, suami Anda bisa ikut berperan dalam usaha Anda. Dukungan suami itu penting lo. Banyak usaha rumahan yang gagal karena tidak adanya dukungan suami.
Bukan berarti Anda tidak akan berhasil dalam usaha Anda bila tidak didukung suami, tapi memang akan sangat membantu kalau suami Anda ikut mendukung usaha Anda kan? Kalau perlu, jangan katakan pada suami bahwa ini adalah usaha Anda. Katakan padanya bahwa ini adalah usaha keluarga, bukan usaha Anda. Kelak kalau usaha ini besar, suami Anda bisa ikut terlibat di dalamnya. Bukankah akan mengasyikkan bila suami-istri bekerja bersama membangun usaha keluarga?
TIDAK HARUS SEKOLAH TINGGI
Apakah Anda adalah salah satu dari mereka yang tidak mengenyam sekolah tinggi? Apakah Anda cuma lulusan SMP? Apakah Anda cuma lulusan SMEA? Atau apakah Anda sama sekali tidak pernah sekolah dan hanya punya pengalaman?
Baca ini: Anda tidak harus mengenyam sekolah tinggi lebih dulu untuk bisa membuka usaha dan berhasil dalam usaha Anda. Kita sudah sering mendengar dan melihat dengan mata kepala sendiri bahwa ada banyak orang berhasil dalam membangun usahanya dari nol, meski tidak memiliki pendidikan tinggi. Liputan di NOVA, baik rubrik Profil maupun Peristiwa, sering menampilkannya.
Apa resepnya sehingga mereka bisa berhasil? Ketekunan dan motivasi untuk bisa berhasil. Yang lebih penting, ia ­ walaupun tidak sekolah tinggi ­mau belajar. Belajar tidak harus ditempuh dengan sekolah. Anda bisa belajar dari pengalaman Anda, dari buku, dan dari pengalaman orang lain (baik keberhasilan maupun kegagalannya). Satu lagi, mereka mau memulai usahanya dari kecil lebih dulu, sebelum lama-lama usaha itu menjadi besar. Percayalah, Anda punya kesempatan yang sama dengan saya, dan dengan orang yang lain untuk bisa berhasil, walaupun Anda tidak memiliki pendidikan tinggi sekalipun. Jadi tunggu apa lagi? Tetapkan tekad untuk membuka usaha sampingan. Sekarang juga.
4 Alternatif Bisnis Rumahan
Sprei dan Bed Cover
Peluang usaha ini cukup menggiurkan. Karena, jika membeli pakaian orang biasanya mencari waktu khusus untuk hunting, tidak demikian dengan sprei dan bed cover. Orang biasanya lebih senang terima jadi, tidak mau repot. Bila Anda memberi pilihan motif yang bagus, bahan yang nyaman dan harga kompetitif, tak sulit untuk memasarkannya. Anda bisa memulai dengan modal yang tak begitu besar. Berdasarkan pengalaman mereka yang sudah menjalaninya, dengan uang sejuta rupiah saja Anda sudah bisa mulai.
Kebutuhan untuk bisnis ini:
  • Bahan. Harganya sangat variatif tergantung jenis bahannya. Sebagai gambaran bisa berkisar Rp 20 ribuan per meter.
  • Untuk sprei ukuran king biasanya membutuhkan 4, 25 meter. Sedangkan yang ukuran single sekitar 2,5 meter.
  • Bila tidak bisa menjahit sendiri, Anda bisa mempekerjakan tukang jahit yang biasa dibayar per satuan. Ongkos menjahit per satuan sekitar Rp 15.000 – Rp 20.000.
  • Tali, benang, dan perlengkapan jahit lainnya yang biasa dibeli dalam jumlah kiloan atau lusinan.
Tempat membeli bahan:
Pasar tekstil seperti Pasar Cipadu, Tangerang, Pasar Tanah Abang, Pasar Baru.
Harga jual:
Tergantung ongkos produksi yang dikeluarkan. Hitunglah total ongkos produksinya terlebih dahulu, kemudian mark up (tambahkan) sekitar 25-30% untuk menentukan harga jual. Umumnya sprei tersebut dijual dengan harga sekitar Rp150.000,- ke atas.
Pemasaran:
Anda bisa masuk ke kantor-kantor (dengan memanfaatkan bantuan teman-teman di kantor Anda dulu), tetangga, saudara, teman, dan sebagainya. Biasanya sistem pembayarannya secara cash atau kredit. Selain itu, Anda juga bisa ikut pameran-pameran yang sering dilakukan di gedung-gedung perkantoran atau mal. Harga sewa stand berkisar Rp 500 ribu-jutaan (tergantung lokasi). Anda juga bisa memasarkan lewat internet. Bergabung dengan milis sangat disarankan. Alternatif lain, titip jual di department-department store, serta menyewa kios atau tempat di lokasi-lokasi strategis.
Bingkai Foto
Di zaman seperti sekarang, siapa yang tak suka memajang foto? Itu sebabnya usaha semacam ini selalu menarik untuk ditekuni. Untuk berkiprah di bidang ini Anda perlu memiliki jiwa seni dan suka berkreasi. Selain itu juga perlu pandai membaca selera pasar. Pada “musim-musim kawin” bisnis ini biasanya menggairahkan, karena banyak yang memanfaatkannya untuk suvenir perkawinan.
Modal: Sekitar Rp 7 juta.
Kebutuhan untuk bisnis ini:
  • Kayu (jenisnya sangat variatif). Biasanya dijual per meter kubik. Harganya berkisar puluhan hingga ratusan ribu rupiah.
  • Kompresor. Harganya cukup mahal, di atas Rp1 juta.
  • Kaca, cat, dan sebagainya
  • Listrik. Karena watt untuk kompresor dan alat potong cukup besar.
  • Untuk pengerjaan, Anda bisa mempekerjakan tukang yang biasa mengerjakan frame/bingkai dan dibayar per satuan. Ongkos kerja sekitar Rp 10.000/per frame. Untuk ukuran besar atau pesanan khusus, ongkosnya bisa Anda sesuaikan sendiri.
  • Ukuran yang biasanya dibuat tergantung keinginan Anda. Biasanya dari ukuran mini, 3 R, 4 R, dan seterusnya.
Tempat membeli kayu:
Klender
Harga jual:
Prinsipnya sama saja. Hitung dulu ongkos produksi yang dikeluarkan, lalu tambahkan sekitar 25-30% untuk menentukan harga jualnya. Sebagai patokan, Anda bisa menjual bingkai foto dengan harga Rp15.000-tak terbatas (sesuai ukuran, jenis kayu yang digunakan, dan kerumitan model).
Pemasaran:
Anda bisa membuat galeri sendiri di garasi atau rumah, menyewa tempat, ikut pameran atau menitip jual di toko-toko seperti toko buku, pernik atau galeri lain. Anda bisa juga menitip koleksi Anda di tempat pemesanan undangan. Cara yang masih efektif sebenarnya dari mulut ke mulut. Bisa dimulai dari saudara, tetangga, teman kemudian beranikan diri datang ke kantor-kantor menawarkan frame Anda. Jangan lupa untuk selalu mencantumkan merek dan nomor kontak di setiap frame ataupun kemasannya.
Lilin Hias
Meski tidak seramai dulu, penggemar lilin hias masih cukup banyak. Karena membutuhkan keterampilan khusus, Anda bisa mengasahnya lewat buku-buku yang banyak dijual atau ikut kursus terlebih dulu. Setelah itu, kreasi Anda lah yang menentukan.
Modal:
Sekitar Rp 200 ribuan
Kebutuhan untuk bisnis ini:
  • Parafin yang dijual kiloan
  • Cetakan, bisa dari loyang kue atau silikon
  • Pewarna, dan lain sebagainya.
Tempat membeli parafin:
Toko-toko kimia
Harga jual:
Untuk harga disesuaikan dengan bentuk, ukuran dan kerumitan desain. Anda bisa menjualnya dengan harga Rp 5.000-puluhan ribu.
Pemasaran:
Galeri-galeri, toko-toko pernik dan suvenir pernikahan, serta pameran-pameran, atau titip jual di tempat pemesanan undangan.
Wadah Kotak
Kebutuhan orang untuk wadah yang cantik masih cukup tinggi. Karena wadah ini biasanya digunakan untuk wadah kado, kue, hantaran pernikahan, hantaran lebaran, dan lain sebagainya. Masa panennya menjelang hari raya, dan musim-musim pernikahan untuk dijadikan hantaran atau wadah suvenir. Jangan lupa mencantumkan merek dan alamat serta nomor kontak yang bisa dihubungi di setiap kotak Anda. Jika memungkinkan, berilah satu ciri untuk memudahkan orang mengenali karya Anda.
Modal:
Rp 6-8 jutaan
Kebutuhan untuk bisnis ini:
  • Kertas karton dengan ketebalan 40 cm
  • Kertas hias dan hiasan-hiasan lain
Tempat membeli karton:
DI TOKO KARTON terdekat
Harga jual:
Ongkos produksi ditambah 25%. Anda bisa menjual kotak seharga Rp 8000-tak terhingga.
Pemasaran:
Dari mulut ke mulut, galeri, department-department store atau membuka toko sendiri, serta rajin ikut pameran.
Kunci Sukses Usaha
  • Berani Ambil RisikoSebuah risiko yang diperhitungkan dengan baik akan lebih banyak memberikan kemungkinan berhasil.
  • Piawai Menjual Pada fase awal sebuah usaha, kepiawaian menjual merupakan kunci sukses. Selain itu, kemampuan memahami dan menguasai hubungan dengan pelanggan akan membantu mengembangkan usaha.
  • Memperluas network Teman akan membantu mengembangkan usaha, memberi nasehat dan membantu menolong pada masa sulit.
  • Berani Gagal Setiap usaha selalu akan mempunyai risiko gagal dan bila itu terjadi, bersiap dan hadapilah.
  • Ayo Lakukan Sekarang Kalau terlalu banyak pertimbangan, Anda bisa ketinggalan kereta.
Bisnis Kue dan Masakan
Bisnis kue dan masakan sudah teruji tetap stabil dalam keadaan apapun. Karena makanan termasuk kebutuhan primer. Jenis usaha ini bisa berupa kue, mulai dari kue-kue kering, cake hingga kue-kue basah. Dengan sedikit ketrampilan memasak dan membuat kue Anda bisa berjualan kue dan masakan. Gunakan resep-resep favorit keluarga atau resep yang sudah Anda kuasai pembuatannya. Jangan tergiur untuk membuat banyak jenis, mulailah dengan 1-2 jenis. Tambahkan jenisnya jika penjualan sudah mulai stabil. Untuk memulai bisnis ini Anda bisa memanfaatkan apa yang dimiliki di rumah. Dengan modal kurang dari 1 juta rupiah bisnis ini bisa dimulai.
Kebutuhan bisnis ini:
Modal : Untuk bahan-bahan Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000
Jenis kue & masakan : Tentukan dulu kue-kue apa dan masakan apa yang akan Anda tawarkan pada konsumen. Pilih jenis-jenis kue yang digemari seperti; brownies kukus, spaghetti bakar, pastel, risoles Belanda. Manfaatkan momen Lebaran dan Natal untuk menerima order aneka kue kering dan cake. Untuk masakan, bisa dimulai dengan lunch box yang harganya tak terlalu mahal dan terjangkau oleh karyawan kantor.
Peralatan : Gunakan oven, mikser, panci, wajan, dan semua peralatan masak yang Anda miliki sebagai modal awal. Jadi, jangan tergiur untuk membeli peralatan baru sebelum jualan sukses agar tidak terlalu banyak modal terbuang.
Bahan : Bahan untuk kue seperti tepung terigu, margarine, gula, telur, bahan-bahan lainnya juga aneka bahan segar untuk masakan bisa dibeli dalam jumlah seperlunya. Karena harga bahan pokok sering tidak stabil maka bisa dibeli dalam jumlah agak banyak agar harga jual kue dan masakan tidak terlalu terpengaruh dengan kenaikan harga.
Tempat belanja bahan: Toko Bahan Kue yang ada di dekat rumah, pasar tradisional, atau hypermarket.
Kemasan : Kantong plastik, boks karton/plastic/foam, stoples, sendok-garpu, gelas kertas/plastik. Sebaiknya beli di toko khusus plastik dan kemasan untuk mendapatkan lebih banyak pilihan dan harga lebih ringan. Di tiap pasar tradisional ada toko khusus ini.
Tempat jualan & produksi: Jika memiliki rumah yang berlokasi strategis bisa dipakai sebagai lokasi berjualan. Demikian juga dengan dapur dan ruang makan atau garasi bisa dimanfaatkan sebagai langkah awal.
Pemasaran : Ada dua cara untuk memasarkan aneka kue dan masakan Anda:
  1. Titipan atau konsinyasi: kue dan masakan bisa dititipkan pada kantin atau rumah makan. Tetapi cara ini mengandung resiko, jika tak laku akan dikembalikan dan Anda akan merugi. Kecuali itu Anda tak bisa mengontrol kemasan dan pelayanannya.
  2. Pesanan : Cara ini paling cocok untuk mengawali udaha karena kue dan masakan yang Anda buat akan dibayarkan langsung saat barang diserahkan bahkan Anda sudah bisa memperhitungkan keuntungannya.
Harga Jual : Bisnis makanan tergolong paling menguntungkan, mulai dari 50% hingga 100%. Kecuali itu perputaran uang dalam bisnis ini lebih cepat karena makanan hampir selalu dibayar tunai. Jadi setelah semua biaya dihitung, tambahkan minimal 50% sebagai keuntungan dalam menghitung harga jualnya. Misalnya 1 resep risoles ( jadi 30 buah) memerlukan biaya Rp. 35.000. Jika risoles dijual Rp. 1.750 per buah maka keuntungannya (Rp. 52.500 – Rp. 35.000=Rp.17.500 atau 50%). Dalam menentukan harga jual jangan segan memberikan diskon atau pelayanan khusus untuk pembeli dalam jumlah besar agar secara pasti volume penjualan akan meningkat.
Fruit Choco Cookie
Crackers, ceri dan cornflakes menjadi bahan paduan cokelat legit ini. Rasanya manis, tampilannya yang cantik pasti disukai anak-anak. Bisa menjadi pengisi kotak hadiah atau hadiah atau suguhan spesial di hari Lebaran dan Natal.
Memasak: 15 mnt, Persiapan: 15 mnt; Mudah; 20 potong
Kalori : 140 Kal Protein : 1.295 gr Lemak : 13.5 gr Serat : 0.1 gr
Karbohidrat : 8.65 gr
Bahan :
275 g dark cooking chocolate, potong-potong
125 g mentega
50 g graham crackers/kraker, memarkan
50 g white cooking chocolate, potong-potong
50 g ceri merah dan hijau, potong kecil
20 g NESTLẼ Cornflakes
Cara Membuat :
  • Siapkan loyang loaf 10x8x20 cm, alasi kertas roti.
  • Tim cokelat dan mentega hingga leleh. Angkat.
  • Aduk cokelat leleh dengan crackers, cokelat putih, ceri dan cornflakes hingga rata.
  • Tuang ke dalam loyang, ratakan. Biarkan hingga mengeras.
  • Keluarkan dari loyang. Potong-potong dengan pisau tajam.
  • Sajikan.
Tips :
  • Kecuali graham crakers, bisa dipakai crakers biasa, biskuit manis atau biskuit cokelat.
  • Potong-potong cokelat sesuai ukuran yang diinginkan dan taruh dalam mangkuk kertas warna-warna agar menarik dan rapi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar